SEMARANG – Pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan besar di tengah masyarakat. Di antaranya adalah dunia pendidikan yang mengharuskan siswa dan mahasiswa belajar dari rumah untuk mencegah kerumunan karena berpotensi terjadi klaster penyebaran virus corona.
“Kita menghadapi masa pandemi bahwa sistem perkuliahan yang mungkin sudah 1 tahun lebih kita lakukan secara daring,†kata Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Industri (FTII) Universitas Stikubank (Unsibank) Semarang, Dr. Aji Supriyanto, Jumat (26/11/2021).
Pihaknya kini tengah menyiapkan format baru sistem pemelajaran bagi mahasiswa di tengah menurunnya tren kasus aktif Covid-19. Bukan hanya dengan sistem daring (online), tetapi juga disiapkan secara luring (luar jaringan/offline).
“Kita sudah akan mempersiapkan untuk perkuliahan secara luring, mungkin kita akan kita akan melakukan blended learning. Berapa persen yang daring dan luring, kita melihat perkembangannya (kasus Covid-19) seperti apa ke depan,†terangnya.
Blended learning merupakan perpaduan antara sistem pemelajaran daring atau online dengan offline. Mahasiswa/siswa dalam jumlah terbatas yang datang ke kelas tetatp menerapkan protokol kesehatan ketat. Pada saat bersamaan, dosen/guru menyampaikan materi pemelajaran di kelas sekaligus untuk pelajar di rumah masing-masing secara daring.
Dilansir dari Wikipedia, blended learning atau pemelajaran campuran adalah formal yang memungkinkan siswa belajar (paling tidak sebagian) melalui konten dan petunjuk yang disampaikan secara daring dengan kendali mandiri terhadap waktu, tempat, urutan, maupun kecepatan belajar. Walau masih menghadiri ruang kelas fisik, metode tatap muka ruang kelas dikombinasikan dengan aktivitas bermedia komputer.
Pendukung pembelajaran campuran mengemukakan dua keunggulan model ini, yaitu peluang untuk pengumpulan data serta penyesuaian petunjuk dan penilaian. Sekolah yang menerapkan model pembelajaran campuran juga dapat mengalihkan sumber daya untuk memacu keluaran pencapaian siswa.