Rebahan Setelah Makan: Mitos atau Fakta?

“Rebahan” adalah istilah yang berasal dari bahasa Indonesia, yang mengacu pada tindakan berbaring atau beristirahat dalam posisi telentang atau menyamping. Ini biasanya dilakukan di tempat tidur, sofa, atau permukaan yang nyaman lainnya. Rebahan sering kali dikaitkan dengan aktivitas santai seperti menonton televisi, membaca, atau sekadar beristirahat tanpa melakukan aktivitas yang berat. Rebahan setelah makan dapat memiliki beberapa efek negatif pada kesehatan. Berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin timbul:

  1. Refluks Asam: Berbaring segera setelah makan dapat meningkatkan risiko refluks asam atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Dalam posisi berbaring, asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada atau mulas.
  2. Gangguan Pencernaan: Proses pencernaan bisa terganggu karena tubuh tidak dalam posisi optimal untuk mencerna makanan. Berbaring dapat memperlambat proses pencernaan, menyebabkan perasaan kembung dan tidak nyaman.
  3. Penambahan Berat Badan: Jika berbaring setelah makan menjadi kebiasaan, ini bisa berkontribusi pada penambahan berat badan. Aktivitas fisik yang minimal setelah makan bisa mengurangi pembakaran kalori.
  4. Tidur yang Terganggu: Berbaring setelah makan besar, terutama makanan yang berat atau pedas, dapat menyebabkan tidur yang terganggu. Refluks asam atau gangguan pencernaan bisa membuat tidur tidak nyaman.

Untuk mengurangi risiko ini, disarankan untuk menunggu setidaknya 2-3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur. Jika merasa sangat lelah setelah makan, sebaiknya duduk tegak atau berjalan-jalan sebentar untuk membantu proses pencernaan.