Sebagai mahasiswa yang dituntut berpikir kreatif, kritis dan juga inovatif. Salah satu objek yang patut mendapat perhatian adalah bagaimana menjadikan kombinasi antara kemajuan teknologi dan nilai budaya tradisional dapat berjalan harmonis. Lebih spesifik lagi misalnya adalah bagaimana mengkombinasikan antara pemberdayaan masyarakat tradisional sambil juga memanfaatkan kemajuan teknologi dan prilaku masyarakat modern.
Aplikasi ide ini mungkin dapat ditemukan implementasinya yang cukup efektif adalah pada gagasan desa wisata yang banyak tersebar dan bermunculan di masyarakat. Desa wisata pada satu sisi merupakan bentuk pendayagunaan sumber-sumber di pedesaan yang tentu saja akan menghasilkan output pembangunan yang baik. Sementara pada sisi yang lain merupakan langkah yang juga strategis untuk memanfaatkan gelombang minat wisata masyarakat urban yang kian besar.
Dengan ide desa wisata, pemikiran tentang desa yang maju dan mandiri tidak hanya menjadi angan-angan semata. Desa tidak akan menitikberatkan aspek pembangunannya dari sisi sektor fisik saja. Bahkan lebih jauh, ide tentang desa wisata dan pemanfataan segala sumber daya masyarakat di dalamnya akan menjadi formulasi untuk menciptakan sebuah kondisi masyarakat yang maju, tanpa harus kehilangan sisi fundamentalis tradisionalnya.
Berbagai Implementasi Pemberdayaan Pembangunan Dalam Ide Desa Wisata
Desa wisata pada umumnya meng-endorse kebudayaan dan nilai tradisional yang memang sudah ada dalam masyarakat. Nilai kebudayaan dan tradisional itu hanya perlu dikemas lebih menarik untuk dapat dikembangkan sebagai sesuatu yang menarik minat wisata. Jadi pada titik ini, culture masyarakat tidak hanya akan lestari dan terjaga, namun juga akan memiliki nilai lain berupa potensi ekonomi.
Hal lain yang juga seringkali ditemukan dalam gagasan desa wisata adalah, pemanfataan fasilitas pribadi masyarakat untuk kemudian diubah dan dijadikan sebagai nilai lain pariwisata. Budaya yang sifatnya agricultural, kebudayaan yang bersifat seni dan adat istiadat, atau bahkan kebudayaan yang bersifat tatanan sosial pun dapat dijadikan materi untuk mengembangkan ide desa wisata. Kehadiran BUMDes, terlaksananya berbagai event desa yang sifatnya ceremonial namun memiliki nilai wisata, difungsikannya rumah warga sebagai homestay tradisional adalah implementasi lain dari pemberdayaan desa wisata. Kaitannya dengan mahasiswa adalah bagaimana kemudian merumuskan ide-ide ekplorasi dan pengembangan semacam ini dapat lebih baik serta  lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh warga desa wisata itu sendiri
Unisbank Semarang memiliki komitmen untuk ikut mendampingi Desa Wisata, dan sudah di implementasikan di daerah pendampingan Desa Wisata di Daerah gunungpati Semarang juga sudah melakukan kerjasama dengan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif.