Banyak sudah mahasiswa yang berkuliah sambil bekerja. Tak semua orang mampu melakukannya, karena harus didukung disiplin tinggi dalam menentukan target.
Perempuan cantik asal Pati Jawa Tengah bernama Eka Agustina yang wajahnya banyak menghiasi akun-akun media sosial Make Up Artist di Tanah Air ini bisa melakukannya. Seorang model sekaligus mahasiswi semester 2 Jurusan Sastra Inggris di Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang.
Menurutnya, kedua hal itu sama pentingya dan mesti berjalan beriringan tanpa harus dikorban salah satunya. Meski belum lama menekuni profesi model, namanya telah berkibar. Rias wajah hingga pakaian adat setiap hari dipakainya.
Eka sudah sering menjadi model pengantin. Seperti saat di Kudus, ia memakai pakaian Sunda bribe hijab. Lalu pakaian adat bali yang menjadi favoritnya. Menurutnya pakaian adat pengantin Solo putri keren, namun iaharus menahan sanggul rambut dan aksesoris yang cukup berat. Pakaian adat palembang juga sama yang beratnya bahkan mencapai sembilan kilogram.
Eka juga pernah didandani untuk adat pengantin Melayu, Kota Gadang, termasuk untuk riasan-riasan modern atau bold bride, karena saat ini banyak yang menikah namun tanpa memakai sanggul.
Ia menceritakan berkarier model berawal dari kegemarannya berpose di depan kamera. Apalagi sosial media sudah sangat banyak dipakai untuk mengunggah foto-foto.
Sebelumnya, ia mengikuti hunting-hunting foto tanpa make-up dengan fotografer-fotografer. Eka sangat menyukainya karena menurutnya foto-fotonya bisa untuk dijadikan konten upload di Instagram. Dari situlah menjadi hobi.
Hobi yang ia tekuni ini ternyata menarik perhatian banyak orang. Termasuk MUA yang berniat mengajaknya untuk menjadi model. Eka memulai kariernya menjadi model pada akhir Juli 2020.
Eka menceritakan pertama kali menjadi model adalah pada saat salah satu MUA mengirimkan pesan ke Instagramnya. “Kamu mau nggak jadi model make-up?â€, pesan salah satu MUA yang dikirim setelah Eka lulus SMA dan belum masuk kuliah.
Mendapatkan job pertamanya menjadikan Eka semakin bersemangat dengan dunia permodelan. Walaupun demikian, dia tetap memikirkan pendidikan akademiknya. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke Jurusan Sastra Inggris di Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang.
Saat ini Eka sudah menjadi mahasiswi semester 2. Alasan dia memilih Sastra Inggris adalah agar saat public speaking di dunia model yang lebih tinggi dia sudah bisa berbahasa Inggris.
Eka mengatakan kuliah sembari bekerja harus pintar mengatur waktu. Semester awal adalah cobaan terberat, karena belum mengetahui bagaimana pendidikan tinggi, sementara dia harus menjalani pemotretan yang sering dilakukan di luar kota.
Dia menceritakan saat semester pertama dia susah mengatur jadwal karena pekerjaannya bertolak belakang dengan kuliah. Eka sering izin tidak mengikuti kuliah karena pada saat bekerja dia tidak diperbolehkan memakai HP.
Jika Eka ditanya lebih memilih job atau kuliah, dia lebih memilih kuliah. Eka menyampaikan jadwal kuliahnya kepada MUA, jika ada job yang bertabrakan dengan kuliahnya maka Eka lebih memilih kuliah.
Menurut Eka, penghargaan terbesarnya adalah ketika MUA besar mempercayakannya menjadi model. Di kala itu Eka melakukan pemotretan di Kabupaten Pati. Menurutnya itu adalah penghargaan terbesar karena fotonya akan dilihat banyak orang. Terbukti karena beberapa saat kemudia ia ditawarkan ke Klaten, Jakarta, dan ke Surabaya, Jawa Timur.
Eka memiliki impian besar untuk membahagiakan keluarganya. Meski melakukan job di dunia model, Eka lebih memilih pendidikan sebagai prioritasnya, karena dia harus bisa menjadi contoh bagi adik-adiknya.