SEMARANG – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kini gencar melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital. Langkah ini untuk menangkap peluang di tengah tren positif pertumbuhan sektor informatika dan komunikasi (infokom) nasional.
“Pemerintah juga telah merintis telah melaksanakan pembangunan infrastruktur secara massif, terutama pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo,†kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, dalam sambutannya pada acara OSC Award 2021 di Jakarta pada Sabtu 22 Januari 2022.
“Saat ini kita juga tengah memasuki era transformasi digital di mana pembangunan infrastruktur digital telah dan sedang dikebut penyelesaiannya oleh pemerintah dan mitra pemerintah,†lanjut dia.
Sekadar diektahui, disrupsi pandemi Covid-19 mengakselerasi adopsi dan utilisasi teknologi digital, termasuk di Indonesia. Untuk itu, Kementerian Kominfo terus mempercepat pembangunan infrastruktur digital di seluruh penjuru Indonesia.
“Namun demikian pembangunan infrastruktur termasuk infrastruktur digital, hanya akan optimal jika didukung dengan kapasitas sumber daya manusia Indonesia yang juga unggul dan berdaya saing. Kemajuan dan disrupsi digital yang secara pesat menuntut kita sekalian untuk terus adaptif dan kemampuan agility, mengubah arah dengan cepat,†tandasnya.
Sebelumnya, , Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, dalam konferensi pers “Kaleidoskop Kementerian Kominfo Tahun 2021 dan Outlook Tahun 2022, menyebut, pembangunan infrastruktur digital terus dilakukan secara komprehensif di tiga lapisan. Di antaranya lapisan backbone, middle-mile, dan last-mile, baik di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), maupun di daerah non-3T, pada tahun 2021 ini.
Di lapisan backbone atau tulang punggung, Kementerian Kominfo telah melakukan penggelaran jaringan kabel serat optik Palapa Ring, baik Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, maupun Palapa Ring Timur. Tahun 2021 ini sendiri merupakan tahun evaluasi atas pemanfaatan Palapa Ring.
“Untuk meningkatkan utilisasi Palapa Ring, masih dibutuhkan penggelaran fiber optic untuk menghubungkan titik fiber optic yang belum terhubung baik di darat maupun di laut (SKKL),†tambah Dedy Permadi.
Sementara itu, di lapisan middle-mile, sektor telekomunikasi dan informatika Indonesia saat ini mendayagunakan sembilan satelit telekomunikasi dengan kapasitas total 50 Gbps. Selain itu, proses konstruksi satelit multifungsi SATRIA-I juga telah dimulai untuk memenuhi kebutuhan kapasitas satelit yang makin meningkat.
“Pada tahun 2021 telah dimulai rangkaian proses konstruksi satelit multifungsi SATRIA-I dengan kapasitas 150 Gbps, termasuk pembangunan komponen satelit dan roket di Prancis dan Amerika Serikat, serta 11 stasiun bumi di Indonesia,†terang dia.
Terakhir, di lapisan last-mile, Kementerian Kominfo melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah memulai pembangunan base transceiver station (BTS) di 9.113 desa/kelurahan yang belum memiliki akses 4G di wilayah 3T, serta bersinergi dengan operator seluler untuk pembangunan BTS di 3.435 desa/kelurahan di wilayah non-3T. Setelah tersedianya akses konektivitas bagi masyarakat, Kementerian Kominfo juga berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan tekomunikasi.
“Kementerian Kominfo telah menyelesaikan pembangunan Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) yang akan mengukur Quality of Service (QoS) dan Quality of Experience (QoE),†tambah Dedy Permadi.