SEMARANG – Magang ke perusahaan atau BUMN menjadi pilihan menarik mahasiswa, terlebih bila mendapatkan apresiasi penghasilan tiap bulan. Selain itu dalam program Kampus Merdeka, magang juga bisa dikonversi dalam SKS (satuan kredit semester) sehingga mereka tak kehilangan waktu perkuliahan.
“Pemerintah juga sudah memfasilitasi magang di BUMN. Siapa yang enggak pengen ke BUMN?,†kata Wakil Rektor IV Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang, Dr Elen Puspitasari, menjelaskan program Merdeka Belajar di Kampus Merdeka Rabu (22/9/2021).
“Hampir lebih dari 149 perguruan tinggi wajib sudah harus punya kerjasama dengan FHCI (forum human capital Indonesia). Jadi dia yang akan me-match-kan jadi matchmaker atau mak comblang PT (perguruan tinggi), mengajukan nama-nama mahasiswa yang sudah diseleksi internal oleh perguruan tinggi terus nanti secara sistem di BUMN, baik induk maupun anak usahanya akan melihat sesuai dengan kebutuhan mereka. Setelah itu mereka milih, dan akan menghubungi kampus atau mahasiswa, terus ditempatkan,†lugasnya.
Menurutnya, para mahasiswa yang mengikuti program magang merasa nyaman dan senang. Bahkan mereka meminta perpanjangan agar dapat melanjutkan magang lebih dari batas waktu enam bulan yang ditetapkan.
“Unisbank kemarin alhamdulillah sampai 2021 ada yang diterima di Bank Mandiri, ada yang diterima di Pegadaian, PTPN 9, ada yang di PT Kujang. Ada yang magangnya daring ada yang secara WFH, WFO tapi seminggu berapa kali masuk,†terangnya.
“Mereka dapat sallary dapat gaji beda-beda rate-nya tergantung pada pemberinya, dan semua mahasiswa itu bilang kalau bisa diperpanjang lagi, tapi kan itu kontraknya hanya 6 bulan. Artinya mereka senang, karena kerjaannya oke,†imbuhnya.
Meski demikian, sebelumnya pihak kampus sempat khawatir mahasiswa yang mengikuti magang hanya bekerja serabutan. Sebab, selama ini mahasiswa magang hanya bersifat membantu dan sering kali menjadi pesuruh tanpa pekerjaan jelas.
“Jadi yang kita takutkan kalau kita melepas mahasiswa magang mencari tempat sendiri, nanti jangan-jangan di sana suruh fotokopi, suruh bikin kopi, jadinya ngopi-ngopi,†katanya sembari tertawa.
“Tapi enggak, sekarang harus bener-bener ada job-nya. Dari kampus juga harus menyediakan dosen pembimbing, ini yang akan berkomunikasi dengan supervisor lapangan di BUMN. Jadi mereka akan berkomunikasi magang ini bisa dikonversi ke berapa SKS mata kuliah di semester itu.â€
“Contoh, saya mahasiswa magang di Bank Mandiri pekerjaannya adalah mencari calon nasabah, berarti di situ ada marketing. Nah di semester yang saya mengambil program Kampus Merdeka magang ada tertulis mata kuliah Manajemen Pemasaran, berarti itu bisa dikonversi itu dapat 3 SKS,†terangnya.
“Mungkin di situ ada mata kuliah Komunikasi Bisnis, saat kita mencari calon nasabah kan mesti ada product knowledge cara ngomong, communication skill. Jadi Sudah dapat komunikasi bisnis, sudah dapat lagi mata kuliahnya dia dapat 6 SKS. Maksimal 20 SKS (yang dikonvesi) dalam satu semester.â€
Meski magang, namun mahasiswa masih dapat mengikuti perkuliahan oleh dosennya. Apalagi, hingga saat ini kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara daring, untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.
“Mahasiswa dapat masuk ke mata kuliah itu mengikuti perkuliahan atau dia sama dosennya nanti akan diberikan project akhir saja. Artinya dia sudah menuntaskan mata kuliah itu langsung implementasi bukan hanya teori,†pungkasnya.