Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan umum yang telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak zaman kuno. Sejarah public speaking berakar dari kebutuhan manusia untuk berkomunikasi, menginspirasi, dan mempengaruhi orang lain dalam konteks sosial, politik, dan keagamaan. Pada zaman Kuno praktik public speaking dapat ditelusuri dari orator-orator terkenal, seperti Aristoteles, Demosthenes, Cicero, dan Pericles, menjadi panutan dalam seni berbicara di depan umum.
Di zaman Yunani kuno, seni oratori dianggap sebagai keterampilan penting dalam kehidupan politik dan masyarakat. Orang-orang belajar berbicara dengan bahasa yang persuasif, menggunakan retorika dan teknik-teknik berbicara yang efektif untuk mempengaruhi opini publik.
Memasuki zaman klasik Romawi dan Yunani, public speaking menjadi bagian dari praktik politik dan hukum. Para orator di pengadilan mengajukan argumen yang kuat, dan pidato politik digunakan untuk mempengaruhi massa. Pendidikan oratori menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan kuno, di mana siswa belajar berbicara di depan umum dengan percaya diri. Kemudian berkembang ke abad pertengahan di mana pada masa Abad Pertengahan, public speaking cenderung lebih terpusat pada bidang keagamaan. Para pendeta dan pemimpin agama menggunakan keterampilan berbicara mereka untuk menyampaikan ajaran dan menginspirasi umat. Selain itu, pementasan teater dan ceramah di depan umum juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pada waktu itu.
Berlanjut pada abad pembaharuan atau sering disebut zaman Renaisans, seni berbicara di depan umum kembali ditekankan dan dipelajari. Oratori dan seni retorika menjadi fokus utama dalam pendidikan dan pemikiran intelektual pada masa ini. Tokoh-tokoh seperti Machiavelli dan Erasmus menulis tentang seni berbicara secara efektif dan mempengaruhi audiens. Bagaimana perkembangan public speaking di zaman modern? Tungu artikel berikutnya yang akan membahas sejarah public speaking memasukin zaman modern pada abad ke 19 dan abad 20.