Dalam konteks pendidikan dan penelitian, integritas akademik mengacu pada prinsip dan nilai etis yang mengatur perilaku mahasiswa, peneliti dan cendekiawan dalam pencapaian akademis mereka. Integritas akademik juga menyangkut perilaku yang menjunjung tinggi kejujuran, keadilan dan tanggung jawab dalam kegiatan pendidikan dan penelitian.
Topik ini menjadi bahasan pada Diskusi Dosen Mingguan (7/7) dengan tema “Menjamin Integritas Akademik dengan Mendeteksi dan Mencegah Plagiarisme” dengan narasumber Heribertus Yulianto, M.Cs. Kejujuran, orisinalitas dan atribusi menjadi elemen kunci. Transparansi dalam semua aspek pekerjaan akademik, menciptakan ide yang orisinal dan mengakui karya orang lain pada saat mengutip (referensi).
Heribertus memberikan contoh plagiarisme seperti menyalin langsung, mengutip tanpa atribusi, menggunakan konsep atau ide orang lain tanpa mengakui sumber aslinya atau bahkan mengutip karya sendiri yang pernah diterbitkan sebagai karya baru (self-plagiarism).
Saat ini ada banyak software yang dapat digunakan untuk mengecek plagiarisme, yaitu:
- Turnitin : Turnitin adalah salah satu alat pendeteksi plagiarisme yang paling banyak digunakan di dunia pendidikan. Turnitin membandingkan dokumen yang disubmit dengan database makalah akademis, publikasi dan konten web untuk mengidentifikasi potensi kesamaan.
- Grammarly : Grammarly sebenarnya digunakan untuk alat bantu penulisan, tetapi Grammarly juga dapat digunakan untuk mendeteksi plagiarisme.
- Copyscape : Copyscape biasanya digunakan untuk konten web atau blog. Copyscape mendeteksi plagiarisme dengan cara membandingkan dengan konten web atau konten online.
- Plagscan : Plagscan menawarkan laporan terperinci dan mendukung berbagai format file. Plagscan memindai kesamaan dokumen dengan cara membandingkannya dengan basis data sumber yang luas.