SEMARANG – Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang resmi memiliki Fakultas Vokasi dengan tiga program studi. Untuk mencetak lulusan yang siap terap, fakultas itu menempati bangunan mewah dengan beragam fasilitas.
Dekan Fakultas Vokasi Unisbank, Dr. Retnowati, S.Si., M.Sc., mengatakan, fakultas yang digawanginya itu merupakan jawaban atas keinginan masyarakat untui mendapatkan lulusan yang siap terap. Setidaknya terdapat lima alasan masyarakat untuk memilih fakultas tersebut.
- Siap Terap
Fakultas Vokasi Unisbank memiliki program studi yakni D-3 Manajemen Informatika, D-3 Perhotelan, kemudian satu lagi adalah D-3 Keuangan Perbankan. Ke depan, semua program studi itu akan ditingkatkan menjadi jenjang D-4 atau Sarjana Terapan.
“Jadi memang harapannya lebih applied (terap). Mindset masyarakat itu inginnya semua menjadi sarjana, tapi faktanya banyak sarjana yang tidak siap terap, sedangkan kalau dibuka semuanya D-3 sekarang konsepnya juga kesannya itu seolah-olah ini kurang bernilai,†katanya.
- Banyak Praktik
Fakultas Vokasi menargetkan bisa mencetak lulusan yang bisa langsung terap kerja di masyarakat. Oleh karenanya mahasiswa D-4 Sarjana Terapan lebih banyak dibekali bobot praktik sekira 70 persen dan bobot keilmuan sebesar 30 persen. Sementara sebaliknya S-1 Sarjana mendapatkan 70 persen keilmuan dan 30 persen praktik.
“Kalau secara teknis ini sangat bergantung pada penamaan sudah pasti membuat berbeda. Kalau kita ada di Vokasi maka mestinya persentase praktik jauh lebih besar dibandingkan dengan S-1, dan itu kewajiban. Sehingga nanti apabila ada akreditasi, otomatis nomor 1 akan ditanyakan berapa persen yang dipraktikkan. Fakultas Vokasi kok sampai teorinya lebih banyak dibandingkan dengan praktiknya, itu berarti sudah kesalahan,†lugasnya.
- Laboratorium Bisa Dipakai Masyarakat
Sebagai fakultas baru yang menempati bangunan besar dan megah, Fakultas Vokasi Unisbank dilengkapi sejumlah laboratorium. Di antaranya adalah kafe lengkap dengan kitchen beserta peralatan modern. Tidak hanya mahasiswa yang bisa praktik di laboratorium tersebut, tetapi juga masyarakat umum.
Belum lama ini, sebanyak 25 pelaku UMKM asal Banjarnegara juga menggelar pelatihan mengolah kuliner menggunakan fasilitas kitchen tersebut. Pelatihan yang digelar bersama Balatkop Jateng itu mengedukasi peserta mengolah singkong menjadi beragam kue kekinian.
“Fasilitas apa saja di sini, salah satunya kita ada kita ada kafe harapannya nanti ini bisa dipakai terutama untuk temen-temen di Perhotelan, bisa kita ajari bagaimana praktik housekeeping, front office, kemudian menggunakan kafe itu mereka membuat food,†ungkapnya.
“Kita ada (laboratorium) laundry harapannya bisa sekaligus untuk tempat usahanya. Ini bisa kita inline-kan dengan kurikulum. Usaha laundry, kita juga bisa terima dari pihak luar,†pungkasnya.