OPTIMALISASI SEKTOR PERKEBUNAN DALAM MEMANFAATKAN REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP (RCEP)

  • Dadan Adi Nugraha Universitas Sebelas Maret
  • Minar Ferichani Universitas Sebelas Maret
  • Joko Sutrisno Universitas Sebelas Maret

Abstract

Sektor perkebunan sebagai bagian sektor pertanian merupakan sektor unggulan ekspor non migas Indonesia. Kinerja perdagangan sektor perkebunan mengalami trend penurunan disebabkan adanya hambatan perdagangan dan daya saing. Liberalisasi perdagangan RCEP diperkirakan membuka akses pasar di negara anggota RCEP. Tulisan ini bertujuan mengetahui daya saing produk perkebunan Indonesia di pasar negara mitra RCEP, dan mengetahui produk perkebunan yang dapat ditingkatkan akses pasarnya dalam rangka liberalisasi perdagangan RCEP. Penelitian ini menggunakan metode Constant Market Share Analysis (CMSA untuk mengetahui daya saing produk perkebunan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari UNCOMTRADE dan Sekretariat ASEAN. Hasil analisis menunjukkan bahwa Indonesia tidak dapat meminta penurunan tarif ke Australia dan New Zealand karena Tarif di negara tersebut sudah dihapuskan. Peningkatan akses pasar dalam rangka optimalisasi kerjasama RCEP untuk negara Australia dan New Zealand hanya dapat dilakukan dengan pengurangan hambatan non tarif. Produk berdaya saing Indonesia yang masih ada hambatan tarif sebesar 5 % di China ada 40 produk dan Korea ada 2 produk. Hambatan tarif di Jepang antara 5 % sampai 45 % berjumlah 20 produk. Produk Indonesia paling banyak mengalami hambatan tarif di India berjumlah 48 produk. Peningkatan akses pasar sektor perkebunan dengan pengurangan hambatan tarif dapat diminta ke negara China, Jepang, Korea, dan India. Kata Kunci: sektor perkebunan, daya saing, RCEP

DB Error: Table './ojs/metrics' is marked as crashed and last (automatic?) repair failed