MENGUKUR KESIAPAN (READINESS) MAHASISWA BARU UNTUK IMPLEMENTASI E-LEARNING UNIVERSITAS
Abstract
Penelitian ini hanya sampai pada hasil rancangan instrument (kuesioner) untuk mengukur kesiapan (readiness) mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas Stikubank Semarang. Dasar dari perancanngan kuesioner adalah adanya hal-hal penting dalam untuk mendapatkan informasi penting tentang kesiapan mahasiswa baru untuk implementasi e-learning Universitas. Untuk menghasilkan instrumen pengukur kesiapan e-learning yang sesuai harus dipahami terlebih dahulu konsep e-learning, kesiapan e-learning, dan penilaian kesiapan e-learning (e-learning readiness assessment). Konsep elearning yang diterapkan saat ini di Universitas Sikubank yaitu proses penyampaian materi kuliah yang meliputi penempatan materi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa melalui Internet, yang difasilitasi oleh suatu learning management system (LMS) yang berbasis Web. Berangkat dari konsep e-learning yang diterapkan, maka dibuat studi eksploratori untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesiapan e-learning mahasiswa. Agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai suatu masalah dan faktor-factor utama penentunya, dapat dilakukan penelitian yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat eksploratori, tidak terstruktur, dan berdasar pada sampel yang kecil. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mendayagunakan teknik seperti focus group (wawancara berkelompok), word association (bertanya pada responden untuk mengindikasikan respon pertama mereka pada kata-kata stimulus yang disampaikan), dan depth interview (wawancara satu-satu untuk mengetahui pikiran responden secara detil). Hasil dari suatu studi yang bersifat eksploratori sebaiknya diikuti oleh penelitian eksploratori lain atau oleh penelitian yang bersifat konklusif. Dalam studi eksploratori yang dilakukan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah Wawancara (interview).Tujuan utamanya adalah mendapatkan pengertian mendalam akan hal yang menjadi minat peneliti dengan mendengarkan sekelompok orang yang relevan dengan minat tersebut. Langkah untuk menjalankan wawancara adalah menentukan sasaran atau pertanyaan yang harus dijawab. Dalam hal ini, sasaran wawancara adalah harus dapat mengidentifikasi pandangan mahasiswa mengenai e-learning, kondisi kesiapan e-learning, dan beberapa instrument pengukur kesiapannya. Dari hasil tersebut terlihat bahwa Pada mahasiswa, faktor yang dianggap mempengaruhi kesiapan mahasiswa adalah kemampuan komputer mahasiswa, fasilitas yang disediakan universitas, dan kekuatan motivasi mahasiswa menggunakan Learning Managemen System.
References
[2] Begicevic, Nina & Blaženka Divjak . 2006. Validation of Theoretical Model For Decision Making About E-learning Implementation. Journal of information and organizational sciences, Volume 30, Number 2.Sumber http://www.projekti.hr/articles/1_EDEN_v5_FINAL.pdf.
[3] Bhuasiri, W., Xaymoungkhoun, O., Zo, H., & Jeung Rho, J. 2012. Critical success factors for e-learning in developing countries: A comparative analysis between ICT experts and faculty. Computers & Education. Vol 58.
[4] Borotis, S. &Poulymenakou, A. 2004. e-learning Readiness Components: Key Issues to Consider Before Adopting e-learning Interventions. Source from http://www.eltrun.gr/papers/eLReadiness_ELEARN2004.pdf
[5] Chapnick, S. 2000.Elearning Readiness TM Assessment . by Samanta Chapnick (2001) Are You Ready for E-learning?Sourcefrom:http://www.researchdog.com Economist Intelligence Unit & IBM Corporation. 2003. The E-learning Readiness Rankings. Newyork: Economist Intelligence Unit.
[6] Fariani. 2013. Pengukuran Tingkat Kesiapan E-learning (E-learning Readiness) : Studi kasus pada perguruan tinggi ABC di Jakarta. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Politeknik Manufaktur Astra, Yogyakarta.
[7] Kaur, K., & Abas, Z. 2004. An assessment of e-learning readiness at the Open University Malaysia. International Conference on Computers in Education. Malbourne.Mungania, P. 2003. The seven e-learning barriers facing employees. Research final report of the masie center of e-learning consortium. University of Louisville, USA.
[8] Prayudi, Y. 2009. Kajian Awal: ELearning Readiness Index (ELRI) sebagai Model bagi Evaluasi ELearning pada Sebuah Institusi. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta.
[9] Priyanto. 2008. Model E-learning Readiness Sebagai Strategi Pengembangan E-learning. Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
[10] Rosenberg, Marc J. (2006). What Lies Beyond E-learning? Source from: http://www.learningcircuits.org/2006/March/Smaldino & Sharon, E. et.al 2005.
Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
[11] So, K. K. T. & Swatman, P. M. C. 2006. Elearning Readiness in the Classroom: a study of Hong Kong primary and secondary teachers, in: Proceedings of collecter europe 2006,2006, s. 223-237.
[12] Suhartanto. 2009. Mutu Situs E-learning Sekolah Indonesia Masih Sangat Minim. Jurnal Sistem Informasi MTI-UI Vol 6, No 1, 74-7.
[13] Sun, P. C., Tsai, R. J., Finger, G., Chen, Y.Y., & Yeh, D. 2008. What drives a successful eLearning?An empirical investigation of the critical factors influencing learner satisfaction. Computer & Education. p. 1183-1202.