ANALISIS READINESS PENERAPAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK (KIP) DENGAN PENDEKATAN SOFT SYSTEMS METHODOLOGY (SSM)
Abstract
Indonesia telah menerapkan Open Government Data (OGD) sejak tahun 2008, yaitu ketika Undang-Undang
Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) No. 14 tahun 2008 disahkan. Penerapan UU KIP bagi segenap badan
publik, termasuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mulai diberlakukan pada tahun 2010, melalui PP
Nomor 61 tahun 2010. Pengelola KIP di Indonesia dilakukan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID), yang dilaksanakan melalui surat keputusan (SK) pimpinan tertinggi pada badan publik, dimana ketika
konteksnya adalah pemerintah daerah, maka SK ditandatangani oleh Walikota atau Bupati. Secara faktual, Indonesia
dimasukkan ke negara yang telah menginisiasi penerapan KIP tetapi berpotensi menghadapi kendala keberlanjutan
penerapannya. Sampai dengan tahun 2017, jumlah kota yang telah menunjuk dan memiliki PPID masih sebesar
86,73% (85 kota dari 98 kota) se Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya persoalan atau faktor-faktor yang
mempengaruhi kesediaan atau kesiapan (readiness) untuk mengadopsi sistem baru di dalam ruang lingkup
kelembagaannya. Penelitian ini bermaksud untuk untuk mengeksplorasi tentang kesiapan (readiness) untuk
mengadopsi pengelolaan KIP untuk memberikan layanan informasi dan dokumen kepada masyarakat. Hasilnya
diketahui bahwa faktor komitmen organisasi dan pengelola menjadi bagian dari rendahnya kualitas readiness
pengelolaan KIP. Direkomendasikan melalui hasil pendekatan Soft Systems Methodology (SSM), agar dilakukan
strategi readiness organisasi dan pengelola melalui penguatan tata kelola dan penguatan individu dengan dukungan
infrastruktur dan pendanaan yang memadai.
References
[2] W. R. Ginsberg, “The Obama Administration ’ s Open Government Initiative : Issues for Congress,” 2011.
[3] Tim Open Government Indonesia, “Laporan Pelaksanaan Open Government Indonesia Tahun 2012 Open
Government Indonesia: Era Baru Keterbukaan Pemerintah,” Jakarta, 2012.
[4] Open Data Barometer, “Key Findings OGD by Open Data Barometer 2nd edition,” World Wide Web
Foundation, 2015. [Online]. Available: https://opendatabarometer.org/2ndEdition/summary/. [Accessed: 10-
Oct-2016].
[5] Pratikno et al., Kajian Implementasi Keterbukaan Informasi dalam Pemerintahan Lokal Pasca UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008, 1st ed. Yogyakarta: Fisipol UGM Yogyakarta dan Yayasan TIFA, 2012.
[6] M. Janssen, Y. Charalabidis, and A. Zuiderwijk, “Benefits , Adoption Barriers and Myths of Open Data and
Open Government,” Inf. Syst. Manag. ISSN, vol. 29, no. 4, pp. 258–268, 2012.
[7] R. F. Smallwood, Information Governance: Concepts, Strategies And Best Practices. Hoboken, New Jersey:
John Wiley & Sons, Inc., 2014.
[8] E. . Rogers, Diffusion of Innovations, 5th ed. New York: Free Press. New Yor, 2003.
[9] J. P. Wisdom, K. Ho, and B. Chor, “Innovation Adoption : A Review of Theories and Constructs,” 2013.
[10] R. Giffinger, C. Fertner, H. Kramar, R. Kalasek, N. Pichler-Milanović, and E. Meijers, “Smart cities
Ranking of European medium-sized cities,” Centre of Regional Science, Vienna UT, German, 2007.
[11] N. Komninos, C. Bratsas, C. Kakderi, and P. Tsarchopoulos, “Smart City Ontologies: Improving the
effectiveness of smart city applications,” J. Smart Cities, vol. 1, no. 1, pp. 31–46, 2015.
[12] F. Mosannenzadeh and D. Vettorato, “Defining Smart City: A Conceptual Framework Based On Keyword
Analysis,” TeMA J. L. Use, Mobil. Environ., no. SMART CITY PLANNING FOR ENERGY,
TRANSPORTATION AND SUSTAINABILITY OF THE URBAN SYSTEM, pp. 683–694, 2014.
[13] J. Shah, Exploratory Research on Smart Cities: Theory, Policy and Practice. India, 2017.
[14] S. Joss, M. Cook, and Y. Dayot, “Smart Cities : Towards a New Citizenship Regime ? A Discourse Analysis
of the British Smart City Standard Smart Cities : Towards a New Citizenship Regime ? A Discourse
Analysis of the British Smart City Standard,” J. Urban Technol., vol. 0, no. 0, pp. 1–21, 2017.
[15] T. Nam and T. A. Pardo, “Conceptualizing Smart City with Dimensions of Technology , People , and
Institutions,” in The Proceedings of the 12th Annual International Conference on Digital Government
Research, 2011, pp. 282–291.
[16] Yoshihito Yoshikawa, A. Sato, S. Hirasawa, M. Takahashi, and M. Yamamoto, “Hitachi’s Vision of the
Smart City,” Hitachi Review, vol. 61, no. 3. Japan, pp. 111–118, 2012.
[17] B. Cohen, “The Top 10 Smart Cities On The Planet _ Where business and design collide,” Fast Company,
2011. [Online]. Available: http://www.fastcoexist.com/1679127/the-top-10-smart-cities-on-the-planet.
[Accessed: 04-Oct-2017].
[18] G. Cristian and M. Roscia, “Definition methodology for the smart cities model,” Energy, vol. 47, pp. 326–
332, 2012.
[19] M. I. Perangin-angin, Khairul, and Andysah Putera Utama Siahaan, “Fuzzy Logic Concept in Technology ,
Society , and Economy Areas in Predicting Smart City Fuzzy Logic Concept in Technology , Society , and
Economy Areas in,” Int. J. Recent Trends Eng. Res., vol. 02, no. December, pp. 176–181, 2016.
[20] John W. Creswell, Research Design Qualitative, QUantitative, and Mixed Methods Approaches. United
States of America: Sage Publications, Inc., 2014.
[21] S. N. Hesse-Biber, Mixed Methods Research: Merging Theory with Practice. The Guildford Press, 2010.
[22] S. L. Schensul, J. J. Schensul, and Margaret D. LeCompte, Initiating Ethnographic Research: A Mixed
Methods Approach. UK: Rowman & LittleField Publishers, INC., 2013